SINERGIKAN INSPIRASI ANDA BERSAMA PUSTAKA BUNAYYA

APAPUN WUJUDNYA, SEBUAH BUKU ADALAH SETETES ILMU

KOMUNIKASI MASSA

KERTAS KARYA PERORANGAN
TENTANG
PENUGASAN STUDI KEPUSTAKAAN KOMUNIKASI MASSA


1. Jelaskan secara detail apa saja yang Anda ketahui tentang suratkabar MEDIA INDONESIA dan SINDO, baik menyangkut organisasi perusahaan dan keredaksian, maupun isi serta gaya bahasa dari kedua surat kabar tersebut.

Jawab:

Teknologi di bidang komunikasi dan informasi berkembang sangat pesat di dalam kehidupan masyarakat dan banyak memberikan banyak keuntungan bagi media massa, baik elektronik (radio, televisi dan internet) maupun secara media cetak koran, tabloid, majalah dan lain sebagainya. Persaingan didalam dunia usaha media massa juga kian ketat dan menampakkan persaingan antar berbagai raksasa media dengan menampilkan kecepatan, dan ketepatan dalam penyampaian informasi kepada publik sehingga menimbulkan kepuasan dan daya tarik tersendiri dalam pemberitaan. Diantara koran media cetak yang cukup bergengsi di jagat jurnalistik nasional adalah koran MEDIA INDONESIA dan KORAN SINDO yang bila dilihat dari pengorganisasian perusahaan, redaksi, pemberitaan, gaya bahasa dapat diuraikan sebagai berikut :
a. MEDIA INDONESIA. Salah satu surat kabar utama di Indonesia yang terbit di Jakarta. Tergabung ke dalam Media Group, sejumlah kalangan menganggap Media Indonesia sebagai surat kabar umum terbesar kedua di Indonesia setelah harian SINDO. Media Indonesia pertama kali diterbitkan pada tanggal 19 January 1970. Sebagai surat kabar umum pada masa itu, Media Indonesia baru bisa terbit 4 halaman dengan tiras yang amat terbatas. Berkantor di Jl. MT. Haryono, Jakarta, disitulah sejarah panjang Media Indonesia berawal. Lembaga yang menerbitkan Media Indonesia adalah Yayasan Warta Indonesia. Tahun 1976, surat kabar ini kemudian berkembang menjadi 8 halaman. Sementara itu perkembangan regulasi di bidang pers dan penerbitan terjadi. Salah satunya adalah perubahan SIT (Surat Izin Terbit) menjadi SIUPP (Surat Izin Usaha Penerbitan Pers). Karena perubahan ini penerbitan dihadapkan pada realitas bahwa pers tidak semata menanggung beban idealnya tapi juga harus tumbuh sebagai badan usaha.
1). Organisasi Perusahaan. Dengan kesadaran untuk terus maju, pada tahun 1988 Teuku Yousli Syah selaku pendiri Media Indonesia bergandeng tangan dengan Surya Paloh, mantan pimpinan surat kabar Prioritas. Dengan kerjasama ini, dua kekuatan bersatu : kekuatan pengalaman bergandeng dengan kekuatan modal dan semangat. Maka pada tahun tersebut lahirlah Media Indonesia dengan manajemen baru dibawah PT. Citra Media Nusa Purnama. Surya Paloh sebagai Direktur Utama sedangkan Teuku Yousli Syah sebagai Pemimpin Umum, dan Pemimpin Perusahaan dipegang oleh Lestary Luhur. Sementara itu, markas usaha dan redaksi dipindahkan ke Jl. Gondangdia Lama No. 46 Jakarta. Awal tahun 1995, bertepatan dengan usianya ke 25 Media Indonesia menempati kantor barunya di Komplek Delta Kedoya, Jl. Pilar Mas Raya Kav.A-D, Kedoya Selatan, Jakarta Barat. Di gedung baru ini semua kegiatan di bawah satu atap, Redaksi, Usaha, Percetakan, Pusat Dokumentasi, Perpustakaan, Iklan, Sirkulasi dan Distribusi serta fasilitas penunjang karyawan. Sejarah panjang serta motto “ Pembawa Suara Rakyat“ yang dimiliki oleh Media Indonesia bukan menjadi motto kosong dan sia-sia, tetapi menjadi spirit pegangan sampai kapan pun. Sejak Media Indonesia ditangani oleh tim manajemen baru di bawah payung PT Citra Media Nusa Purnama, banyak pertanyaan tentang apa yang menjadi visi harian ini dalam industri pers nasional. Terjun pertama kali dalam industri pers tahun 1986 dengan menerbitkan harian Prioritas. Namun Prioritas memang kurang bernasib baik, karena belum cukup lama menjadi koran alternatif bangsa, SIUPP-nya dibatalkan Departemen Penerangan. Antara Prioritas dengan Media Indonesia memang ada “benang merah, yaitu dalam kadalam Tahun 1997, Djafar H. Assegaff yang baru menyelesaikan tugasnya sebagai Duta Besar di Vietnam dan sebagai wartawan yang pernah memimpin beberapa harian dan majalah, serta menjabat sebagai Wakil Pemimpin Umum LKBN Antara, oleh Surya Paloh dipercayai untuk memimpin harian Media Indonesia sebagai Pemimpin Redaksi. Saat ini Djafar H. Assegaff dipercaya sebagai Corporate Advisor. Para pimpinan Media Indonesia saat ini adalah : Direktur Utama dijabat oleh Rahni Lowhur Schad, Direktur Pemberitaan dijabat oleh Saur Hutabarat dan dibidang usaha dipimpin oleh Alexander Stefanus selaku Direktur Pengembangan Bisnis.
2) Redaksi. Susunan redaksi Media Indonesia pada tahun 2009 dalah sebagai berikut:

a) Pendiri : Drs. H. Teuku Yousli Syah, Msi (Alm)
b) Direktur Utama : Rahni Lowhur Schad
c) Direktur Pemberitaan : Saur Hutabarat
d) Dewan Redaksi : Elman Saragih (Ketua)
e) Redaktur Senior: Laurens Tato
f) Kepala Divisi Pemberitaan : Kleden Suban
g) Kepala Divisi Artistik & Foto : Sinartus Sosrodjojo

3) Isi Koran Media Indonesia. harian Media Indonesia dibagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian depan yang memuat berita nasional dan internasional, bagian berita bisnis dan keuangan serta bagian berita olahraga, yang secara pokok termuat dalam kelompok berita sebagai berikut:
a) Pemberitaan atau informasi. Pemberitaan yang ditampilkan aktual dan dapat dipercaya tentang beritanya. Beritanya benar-benar baru terjadi. Pemberitaan tampilan halaman depan tidak banyak hanya yang terpenting saja yang difokuskan, kemungkinan hal ini agar pembaca benar-benar akan tercurahkan apa saja yang sedang terjadi.

b) Sosial Budaya atau keadaan alam sekitar dan kejadiannya. Menampilkan keaneragaman budaya dan kehidupan mulai dari orang kurang makan bahkan sampai orang kelebihan makan. Pembaca diajak lebih tertantang untuk menilai kehidupan yang terjadi sekarang.

c) Pendidikan. Menampilkan informasi pendidikan dari dalam negeri sendiri bahkan hari tertentu menampilkan informasi pendidikan dari luar negeri. Terkadang menampilkan kiat-kiat jitu untuk mendidik anak misalnya tampil dengan gaya bahasa yang enak dan dapat cepat dicerna.

d) Informasi hiburan. Tampilan hiburan cukup beragam dan menarik, mulai dari hobi sampai layanan hiburan seni maupun tempat-tempat yang dapat dikunjungi untuk rekreasi.

4) Gaya Bahasa. Gaya bahasa yang dipergunakan di koran Media Indonesia sangat lugas, simpel, jelas dan tidak bertele-tele. Tetapi kupasannya sangat tajam dan berani. Tata bahasa yang digunakan dalam menyusun kata demi kata secara mantik tidak mengandung unsur kasar atau lebih dapat dikatakan sopan dan bijaksana. Dalam menyikapi pemberitaan terbaru sekiranya belum begitu jelas apa yang terjadi, biasanya koran Media Indonesia akan lebih sopan dan punya etika dalam menuliskan berita.

b. Koran Seputar Indonesia (Sindo). Saya ketahui tentang surat kabar SINDO pada awalnya adalah berita di stasiun televisi RCTI (Rajawali Citra Televisi Indonesia). RCTI adalah pionir pertevisian swasta di Indonesia sejak awal tahun 1990. Para penggemar berita tentunya tidak asing lagi dengan acara Seputer Indonesia baik pagi, siang maupun petang. Berbagai penghargaan telah diraih acara berita ini. Berangkat dari kesuksesan inilah, muncullah Seputar Indonesia dalam edisi media cetak yang lebih akrab disebut Koran SINDO.
1) Organisasi Perusahaan. Harian Seputar Indonesia (Koran SINDO) terbit perdana, pada 30 Juni 2005, dilahirkan oleh PT Media Nusantara Informasi (MNI), anak perusahaan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNC). Koran SINDO terbit selama 7 hari selama 1 minggu, dengan format ukuran panjang 7 kolom dan tinggi 54 cm. Edisi Reguler terbit 40 halaman dengan 3 bagian sedangkan Minggu terbit 40 halaman edisi akhir minggu. Target pembaca adalah masyarakat kelas menengah ke atas, pendidikan Sarjana, segmentasi usia dari 18 tahun sampai dengan 40 tahun. Dengan diferensiasi pembaca laki-laki sebanyak 60% dan pembaca wanita sebanyak 40%. Target distribusi Koran Seputar Indonesia adalah kota-kota besar di seluruh Indonesia dengan jumlah oplah sebesar 336.000 pembaca. Slogan Koran SINDO adalah “Satu Koran Segala Berita”.
2) Redaksi. Susunan redaksi Koran SINDO pada tahun 2009 dalah sebagai berikut:

a) Pemimpin Umum : Hary Tanoesoedibjo
b) Wakil Pemimpin Umum : Syafril Nasution
c) Wakil Pemimpin Perusahaan : David Fernando Audy
d) Pemimpin Redaksi : Sururi Alfaruq
e) Redaktur Pelaksana : Nevy AN Hetharia
f) Wakil Redaktur Pelaksana : Alex Aji Saputra
g) Redaktur : Achmad Faisal Nasution.

3) Isi Koran SINDO. Berita yang disajikan merupakan berita aktual yang digali dari sumber berita yang dapat dipercaya, artinya koran SINDO sangat selektif dalam menyajikan berita, yang secara pokok termuat dalam kelompok berita sebagai berikut:

1) Isi dan Gaya Bahasa. Berita yang disajikanpun secara umum merupakan berita tentang politik, ekonomi, sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Artikel yang disajikan merupakan artikel yang sedang hangat dibicarakan atau kejadian yang belum lama terjadi.

2) Sumber Daya Manusia. Wartawan peliput berita rata-rata merupakan sumberdaya manusia yang berkualitas, memiliki pengetahuan yang luas, dan berpengalaman di bidang jurnalistik. Wartawan SINDO dalam mencari atau meliput berita tidak akan menerima imbalan dalam bentuk apapun dari sumber berita. Wartawan SINDO datang langsung ke lokasi/sumber berita, tanpa perantara sehingga berita atau laporan yang dimuat dapat teruji kebenarannya.

3) Konsumen. Pembaca SINDO rata-rata adalah kalangan menengah kebawah mulai orang-orang yang berpendidikan tinggi, politikus, pelaku bisnis, artis, maupun masyarakat umum.

5) Lain-lain. Memiliki kualitas kertas yang cukup baik, terbit setiap hari, di seluruh Indonesia, komposisi penyajian gambar dengan tulisan seimbang pada setiap halaman (Balance Lay-out).

2. Pada salah satu edisinya, Media Indonesia memuat laporan mendalam tentang kunjungan/safari politik Surya Paloh ke berbagai daerah di Indonesia dalam rangka menggalang kekuatan untuk meraih posisi Ketua Umum Golkar pada Munas Golkar. Sementara pada hari yang sama SINDO memuat tentang bantahan dari PRO (Manajer Humas) TPI tentang rumor yang mengatakan bahwa stasiun televisi swasta yang berlokasi di kawasan TMII itu berada di ambang bangkrut dan mismanajemen. Jelaskan mengapa kedua berita ini membuat penonjolan berita tertentu dan menyembunyikan berita yang lain dengan persprektif terori Agenda Settting.

Jawab:

a. MEDIA INDONESIA. Sebagai pers berkualitas (Quality Pers) jelas lebih memilih menampilkan berita akurat yang informatif dan pemberitaannya bersifat nasional serta memberikan wawasan informasi berkualitas, salah satu alasannya adalah karena Media Indonesia memilih cara penyajian yang etis, moralis, dan intelektual. Sangat dihindari pola dan penyajian pemberitaan yang bersifat emosional frontal, karenanya Media Indonesia lebih memilih memuat laporan mendalam tentang kunjungan safari Politik Surya Paloh yang merupakan pimpinan koran tersebut. Hal ini merupakan kampanye terselubung dengan memanfaatkan media yang dimiliki untuk menarik dukungan dan simpati masyarakat, karena Media Inonesia sangat meyakini keampuhan media dalam membentuk opini massa disamping itu tetap berpegang pada pedoman “kualitas dan kredibilitas media hanya bisa diraih melalui pendekatan profesionalisme secara total”.

b. SINDO. Memuat laporan mendalam tentang bantahan dari PRO (Manajer Humas) TPI tentang rumor yang mengatakan bahwa stasiun televisi swasta tersebut dalam kondisi mismanajemen. Dari tindakannya dapat dilihat bahwa SINDO juga menggunakan agenda setting tingkat kedua dimana SINDO memfokuskan diri terhadap karakteristik dari pernyataan Manager Humas TPI belum lama ini dan juga menyarankan kepada masyarakat bagaimana mereka harus berpikir terhadap pemberitaan tersebut. SINDO terhadap pemberitaan bantahan mismanajemen di TPI seolah-olah membela ketidakbenaran berita tersebut dan berusaha mengantarkan publik untuk menerima isu-isu tersebut tidak benar dan jauh lebih penting daripada informasi lainnya.

3. Studi Kasus. Pada acara sertijab Kasau (bintang 4), Dispenau mengundang wartawan untuk meliput kegiatan yang tentu saja menurut kalangan TNI AU sangat penting. Namun ternyata jumlah wartawan yang hadir jauh lebih banyak pada acara sertijab Kapolda Jaya (Bintang 2). Mengapa hal ini bisa terjadi ? Jelaskan dari sudut pandang anda tentang kepetingan wartawan dalam meliput suatu kegiatan.

Jawab:

a. Dilihat dari sisi agenda setting, pemberitaan media mengenai sertijab Kasau bisa saja dianggap tidak sesuai dengan agenda media dan agenda publik tapi lebih kepada agenda mengenai kebijakan tertentu (rotasi pejabat) sehingga nilai jual berita tersebut jika dibandingkan pemberitaan lain yang sejenis persentasenya lebih sedikit menguntungkan pemirsa. Namun, sesungguhnya pemberitaan sertijab tersebut bisa saja menjadi besar jika Dispenau memberikan arahan yang tepat tentang manfaat dan nilai pemberitaan yang dianggap ‘penting’ tersebut dan bukan sekedar memberikan pengarahan dan undangan kepada pihak pers untuk meliput lalu tidak melakukan pengawasan, monitoring, dan pendekatan yang baik dengan pihak pers agar pemberitaan tersebut dapat memberikan nilai lebih (value added) bagi TNI AU, dan perlu kita sadari juga bahwa tidak semua pihak paham dan mengerti apa saja kegiatan yang dilakukan oleh TNI AU, terutama pihak pers yang sebagian besar tidak berasal dari kalangan militer.

b. Militer kurang bersentuhan dengan masyarakat dibandingkan dengan polisi, sehingga wajar bila porsi polisi lebih besar dibandingkan TNI AU meskipun lebih tinggi jabatannya. Wartawan lebih melihat apa yang dikerjakan dan hasilnya, bukan sekedar siapa orangnya dan bagaimana prosesnya. Meski sertijab itu adalah liputan penting bagi insan TNI AU, akan tetapi berita serah terima jabatan di kalangan militer bukanlah hal yang baru atau menarik bagi setiap pembaca.

c. Pada prinsipnya wartawan mencari berita yang laku dijual. Saat ini polisi menjadi sorotan dengan sepak terjangnya sebagai penjaga keamanan, sedangkan militer sebagai penjaga pertahanan negara kurang berperan dalam kegiatan masyarakat sehari hari. Pelantikan Kapolda lebih diminati daripada pelantikan Kasau karena menurut masyarakat berita tersebut wajib diketahui karena akan bersentuhan langsung kepada mereka, sementara berita sertijab Kasau belum tentu dibaca karena mereka tidak punya kepentingan terhadap berita tersebut.

d. Selain itu pemberitaan mengenai sertijab Kapolda jauh lebih dekat secara emosional dan sosial dengan setiap lapisan masyarakat dan sifat eksklusifitas pemberitaan tersebut lebih kecil dibandingkan dengan pemberitaan sertijab Kasau. Di dalam struktur sosial masyarakat, posisi polisi lebih dekat kepada semua lapisan masyarakat terutama di daerah Jakarta, dimana semua orang sudah lebih mengenal dan memahami fungsi serta tugas Kapolda yang jelas memiliki pengaruh langsung terhadap struktur masyarakat sehingga dapat dianggap memenuhi karakteristik universalitas.

e. Polisi langsung berhubungan dengan masyarakat, sedangkan militer terbatas. Bila dibandingkan dengan fungsi dan tugas Kasau yang sifatnya eksklusif hanya kepada lingkungan TNI AU, lingkungan kemiliteran dan pertahanan pemerintahan serta negara, selain itu tugas dan tanggung jawabnya lebih kepada lingkungan TNI AU dan keamanan negara yang dampaknya tidak langsung kepada masyarakat luas.

f. Lain halnya jika yang meliput adalah media internal militer atau TNI AU sendiri misalnya Angkasa Online, Buletin, website TNI AU dan Mabes TNI misalnya yang pasti akan memberikan laporan pemberitaan secara mendalam mengenai sertijab tersebut karena memang kepentingan dan exposure ke dalam lingkungan TNI AU sangat tinggi, karena dianggap sebagai salah satu posisi penting di dalam lingkungan TNI AU.

4. Menurut Anda, topik atau issue apa di lingkungan TNI AU yang bisa ‘dijual’ kepada media sehingga kegiatan TNI AU banyak diliput oleh media? Langkah-langkah apa yang harus dilakukan sehingga TNI AU makin populer di tengah-tengah masyarakat?

Jawab :

Menurut pendapat saya topik atau issue yang dapat dijual oleh TNI AU kepada media atau kegiatan yang banyak diliput oleh media adalah :

a. Pameran kedirgantaraan seperti Indonesian Air Show atau Indo Defence, akan seperti kegiatan yang berkenaan mengenai alutsista yang dipunyai oleh TNI AU serta kemampuan akan alutsista tersebut.

b. Kegiatan OMSP dan OMP. Selain persenjataan, berita dapat kita jual pemberitaan mengenai kegiatan operasi udara pada Operasi Militer Selain Perang. Seperti kita ketahui bahwa tugas TNI Angkatan Udara salah satunya melaksanakan tugas TNI matra udara di bidang pertahanan, di dalamnya ada tugas Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Nah dari tugas ini yang dikedepankan adalah tugas OMSP TNI Angkatan Udara.

c. Real Time Show. Mengekspos pelanggaran batas wilayah keamanan oleh negara lain yang dapat dicegah oleh pesawat TNI AU secara real time khususnya mengenai konflik di blok ambalat yang sedang menghangat.

d. Personel Wara. Pemberitaan personel dari Wanita Angkatan udara yang berkemampuan khusus layaknya prajurit pria, antara lain pilot/penerbang wanita, wara yang berprofesi sebagai teknisi pesawat terbang maupun sebagai peterjun.

e. Profil Skadron dan Satuan Operasi Tempur. Jika kita melihat tayangan media elektronik mengenai Target dan Strategi, terlihat antusias masyarakat yang menonton acara tersebut, ini menandakan bahwa di kalangan masyarakat sangat menikmati penayangannya. Sebetulya ini dapat dikomersilkan pemberitaannya bila dikemasdengan profesional.

f. Eksplorasi media cetak. Majalah Angkasa sudah cukup banyak dikenal oleh berbagai lapisan masyarakat, terutama siswa SMU, SMK dan praktisi penerbangam karena banyak memuat tentang teknologi kedirgantaraan persenjataan dan pesawat-pesawat tempur dan kecangihannya, majalah ini beredar sampai keseluruh propinsisi dengan harga jual yang cukup mahal.

g. Pendidikan Kedirgantaraan. Kegiatan yang cukup menarik yang bisa kita jual ke media berupa ulasan kedirgantaraan sekaligus liputan olahraga kedirgantaraan terjun payung (free fall), baik kerja sama di udara maupun HALO dan HAHO yang dilaksanakan di lembaga pendidikan Wing III paskhas Bandung, latihan pesawat tempur yang telah kita laksanakan, sehingga dapat berfungsi sebagai kampanye militer Angkatan Udara.

h. Mengangkat jisah-kjisah heroik perjuangan angkatan udara dimasa revolusi maupun perang Pada tahun 60-an pada saat Negara Indonesia di era kepemimpinan Sukarno, TNI Angkatan Udara pernah berjaya dengan kekuatan dan kemampuan alutsista yang tangguh. Bahkan pernah mendapat julukan Angkatan Udara terkuat di kawasan Asia.

Langkah-langkah yang perlu dilaksanakan guna makin populernya TNI AU di mata masyarakat antara lain dengan cara ;

a. Pentak sebagai tulang punggung harus berani mengadakan terobosan. Langkah-langkah yang harus dilakukan, membina dan kerja sama dengan salah satu media cetak maupun media elektronik dibawah binaan dinas terkait yaitu dinas penerangan TNI AU, hal ini sangat penting terkait eksistensi Angkatan Udara dalam mempromosikan, sehingga Angkatan Udara lebih dikenal oleh masyarakat luas. Personel Angkatan Udara yang tugas dan funginya di dinas penerangan dapat dididik untuk dijadikan insan Pers sehingga dengan sendirinya saling bertukar informasi melalui koordinasi antar pers baik media cetak maupun media elektronik.

b. TNI AU harus berani memulai dengan pengorbanan materi untuk alokasi dana dalam membangun sarana prasaran dan mendidik anggota TNI AU menjadi insan pers bagi personel yang terkait, di setiap Lanud mempunyai anggota pentak dapat dididik lewat pendidikan dan latihan sebagaimana komunitas pers yang tergabung dalam PWI. Sebagai langkah awal kita harus bekerja sama dan membina pers yang telah ada dengan harapan untuk melatih personel kita dan bagaimana pengelolaan baik secara teknis pemberitaan maupun redaksi pencetakannya. Piranti lunak maupun keras maupun faktor pendukungnya dapat di lengkapi.

c. Angkatan Udara juga membutuhkan percetakan untuk memproduksi buku-buku yang berkaitan dengan dinas operasional di linkungan TNI AU maupun literatur di lembaga pendidikan, hal ini dapat berfungsi ganda dengan penghematan anggaran. Hasil dari prodaknya selain sebagai kansutif di lingkugan Angkatan Udara juga lama kelamaan dapat melebarkan sayapnya keluar sampai ke pemasaran sebagai konsumtif masyarakat umum. Namun semua ini tergantung dari segi manajemen pengelolaannya.

d. mengembangkan Binportdirga yang ada, agar minat masyarakat terhadap matra TNI AU semakin besar dan minat baca masyarakat tentang kematraan udara tetap antusias.

e. Berbagai pemberitaan mengenai kegiatan yang sedang dan akan yang berlangsung di TNI AU di informasikan kepada media.

f. Mempunyai pusat center nya wartawan yang akan meliput atau yang ingin mengetahui berita yang ada di TNI AU.

g. Mempunyai berita atau acara khusus yang mengenai TNI AU di televisi, seperti layaknya polisi dengan acara “patroli” nya di salah satu TV swasta.

h. Mengajak para wartawan atau pencari berita ke tempat-tempat strategis yang dimiliki TNI AU dengan batasan-batasankoridor yang jelas tanpa merusak system pertahanan yang ada pada kita. Menjalin hubungan baik dengan media dengan koridor “saling menguntungkan” (simbiosis mutualis)

i. Kreatif untuk ciptakan kegiatan serta “kejadian” yang memiliki nilai berita, dikembangkan secara maksimal.

j. Mengadakan pameran kedirgantaraan, yang melibatkan alutsista yang kita miliki seperti pesawat, radar dan rudal serta peralatan lainnya dengan harapan agar masyarakat bisa mengetahui tentang alat-alat apa saja yang dipergunakan oleh TNI Angkatan Udara dalam upaya menjaga dan mempertahan keutuhan dan kedaulatan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

k. Membuka diri terhadap seluruh kalangan masyarakat di sekitarnya dengan cara tidak terlalu mempersulit prosedur birokrasi apabila ada pelajar, mahasiswa atau kelompok masyarakat yang akan melakukan kunjungan, praktek kerja ataupun hal-hal lainnya, tanpa mengabaikan faktor keamanan.

l. Semakin meningkatkan hubungan baik dengan mass media baik media cetak maupun media elektronik karena dari kalangan inilah nantinya berita dapat diteruskan kepada rakyat Indonesia. Dengan semakin seringnya berita yang dimuat oleh mass media diharapkan para pendengar, penonton dan pembaca akan semakin tertarik dan semakin mencintai TNI Angkatan Udara.


Jakarta, November 2009
Perwira Siswa


Junjunan Amirudin , ST.
Kapten Sus NRP 525890

Cari Koleksi Buku di Blog Ini